Mengapa khawatir? Kita pasti punya mau. Kita punya ingin dan harap apa yang diinginkan dan diharapkan akan didapat dan akan terjadi. Mimpi tentang sebuah kejadian dan mimpi tentang sebuah apapun untuk didapatkan. Pun juga kita punya ingin agar jalan atau proses mendpatkannya adalah dengan yang kita mau. Yang baik yang enak yang ringan yang singkat yang instan, itu semua yang kita inginkan sebagai jalan yang ditempuh.
Kenapa seperti itu? Seringnya kita tidak sadar bahwa itu hanya siratan dari ego dan nafsu belaka. Nafsu yang membuat kita mempunya banyak ingin mempunya banyak impian tentang apa dan bagaimana sebuah nanti akan ditemui. Nafsu dan ego yang membuat kita khawatir, bukan benda yg kita inginkan. Jadi diri sendiri lah yang membuat kita khawatir.
Khawatir, iya, khawaitr kalau yang diinginkan itu tidak didapat. Khawatir akan seperti apa nanti kalau yang ada di impian tidak terjadi. Takut lebih tepatnya akan menghadapi kenyataan. Paahal itu hanyalah keinginan, siratan dari nafsu, bukan kebutuhan. Kenapa bukan kebutuhan karena kita seringnya juga tidak sadar apa sih kebutuhan kita. Yang kita tahu yang kita butuhkan adalah yang kita inginkan. padahal mereka sangat lah berbeda. Kebutuhan adalah pasti baik, tapi kalau keinginan belum tentu baik karena itu angan, dan siratan nafsu.Silahkan pikir sendiri.
Kenapa sih kita tidak menggunakan ilmu pasrah dan ilmu tawakal? Impian dan nafsu bisa sangat nikmat jika kita bisa amemakai ilmu apsrah dan tawakal. Kenapa? Karena sebetulnya bukankan yang akan terjadi nanti adalah kehendak ALLAH? Walaupun kita disuruh mengejar mimpi tapi ALLAH kan yang tetap menentukan. Setebal-tebalnya mimpi sejauh-jauhnya kita mengejar, kalau ALLAH tidak berkehendak kita mau apa. Bukannya nikmat maah tambah depresi nanti kalau kita memelihara khawatir.
Bagusnya sih kita bisa pasrah dan tawakal. Kenapa? Agar nikmat terasa ketika kita mengejar impian itu, Apapun itu, benda, karir, jodoh, prestasi, harta, bisnis, kejayaan, peluang, apapun. Bukankah lebih enak apabila kita mengejar impian dengan hati yang bersih dari pada sibuk khawatir justru akan menghambat fokus kita dalam mengejar dan fokus kita dalam PDKT sama yang mengabulkan impian.
Tak perlu lah khawatir, karena bukan kita penentunya. Justru ketika kita dekati Yang Maha mengabulkan impian tanpa harus menghawatirkan apapun serta ikhlas dan tulus akan justru lebih melicinkan impian kita untuk didapatkan. Tak perlu lah khawatir, karena kita akan hanya sibuk dengan sebuah rasa itu tanpa menghiraukan hal-hal yang akan justru memudahkan kita mendapatkan impian itu. Khawatir hanya akan menghambat kita dan jelasnya akan sangat menyiksa kita dalam penantian dan pengejaran impian itu.
Kita tulus saja, ikhlas saja, dan fokus saja dekati Dia Yang Maha Memberi untuk dapat itu impian dengan mudah. Kita lepas semua kekhawatiran dan kita pasrahkan saja kepadaNya, karena semua adalah atas kehendak dia. Dank karena khawatir itu menyakitkan, pun juga ketika sibuk khawatir akan tambah menyakitkan ketika impian itu lepas begitu saja karena takdir.
Don't worry. Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan ingat berbisnis dengan ALLAH lebih ajaib dan lebih menguntungkan daripada dengan manusia. Kalau kita ingin kan sesuatu, dekati saja yang memiliki sesuatu itu; dekati saja yang menentukan sesuatu itu akan kemana, dekati saja Yang Memiliki dan Yang Menghendaki.
Muhasabah diri sendiri/13112016Sukoharjo/KamarTercinta/13.40SesaatSetelahHujanDiSiangHari/KetikaMenghawatirkanSebuahInginAkanCintaDanMasaDepanSertaKeberterimaan
Kenapa seperti itu? Seringnya kita tidak sadar bahwa itu hanya siratan dari ego dan nafsu belaka. Nafsu yang membuat kita mempunya banyak ingin mempunya banyak impian tentang apa dan bagaimana sebuah nanti akan ditemui. Nafsu dan ego yang membuat kita khawatir, bukan benda yg kita inginkan. Jadi diri sendiri lah yang membuat kita khawatir.
Khawatir, iya, khawaitr kalau yang diinginkan itu tidak didapat. Khawatir akan seperti apa nanti kalau yang ada di impian tidak terjadi. Takut lebih tepatnya akan menghadapi kenyataan. Paahal itu hanyalah keinginan, siratan dari nafsu, bukan kebutuhan. Kenapa bukan kebutuhan karena kita seringnya juga tidak sadar apa sih kebutuhan kita. Yang kita tahu yang kita butuhkan adalah yang kita inginkan. padahal mereka sangat lah berbeda. Kebutuhan adalah pasti baik, tapi kalau keinginan belum tentu baik karena itu angan, dan siratan nafsu.Silahkan pikir sendiri.
Kenapa sih kita tidak menggunakan ilmu pasrah dan ilmu tawakal? Impian dan nafsu bisa sangat nikmat jika kita bisa amemakai ilmu apsrah dan tawakal. Kenapa? Karena sebetulnya bukankan yang akan terjadi nanti adalah kehendak ALLAH? Walaupun kita disuruh mengejar mimpi tapi ALLAH kan yang tetap menentukan. Setebal-tebalnya mimpi sejauh-jauhnya kita mengejar, kalau ALLAH tidak berkehendak kita mau apa. Bukannya nikmat maah tambah depresi nanti kalau kita memelihara khawatir.
Bagusnya sih kita bisa pasrah dan tawakal. Kenapa? Agar nikmat terasa ketika kita mengejar impian itu, Apapun itu, benda, karir, jodoh, prestasi, harta, bisnis, kejayaan, peluang, apapun. Bukankah lebih enak apabila kita mengejar impian dengan hati yang bersih dari pada sibuk khawatir justru akan menghambat fokus kita dalam mengejar dan fokus kita dalam PDKT sama yang mengabulkan impian.
Tak perlu lah khawatir, karena bukan kita penentunya. Justru ketika kita dekati Yang Maha mengabulkan impian tanpa harus menghawatirkan apapun serta ikhlas dan tulus akan justru lebih melicinkan impian kita untuk didapatkan. Tak perlu lah khawatir, karena kita akan hanya sibuk dengan sebuah rasa itu tanpa menghiraukan hal-hal yang akan justru memudahkan kita mendapatkan impian itu. Khawatir hanya akan menghambat kita dan jelasnya akan sangat menyiksa kita dalam penantian dan pengejaran impian itu.
Kita tulus saja, ikhlas saja, dan fokus saja dekati Dia Yang Maha Memberi untuk dapat itu impian dengan mudah. Kita lepas semua kekhawatiran dan kita pasrahkan saja kepadaNya, karena semua adalah atas kehendak dia. Dank karena khawatir itu menyakitkan, pun juga ketika sibuk khawatir akan tambah menyakitkan ketika impian itu lepas begitu saja karena takdir.
Don't worry. Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan ingat berbisnis dengan ALLAH lebih ajaib dan lebih menguntungkan daripada dengan manusia. Kalau kita ingin kan sesuatu, dekati saja yang memiliki sesuatu itu; dekati saja yang menentukan sesuatu itu akan kemana, dekati saja Yang Memiliki dan Yang Menghendaki.
Muhasabah diri sendiri/13112016Sukoharjo/KamarTercinta/13.40SesaatSetelahHujanDiSiangHari/KetikaMenghawatirkanSebuahInginAkanCintaDanMasaDepanSertaKeberterimaan
Bagus banget . Intinya apapun yg terjadi itu udh bagian dari cara nya allah . Dan pastinya yg baik dan terbaik untuk hidup kita. Gaperlu khwatir atau mengkhawatirkan sesuatu karna tanpa kita sadari allah lebih tau atas apa-apa yg terbaik untuk hidup kita. Jalani saja apa yg ada di depan kita. Toh kita kan gak akan pernah ada yg tau kedepannya bakal seperti apa krna itu udh rahasianya allah. Hehe :)
ReplyDelete