Telah berulang dan berulang kembali. Sembilu yang slama ini mengantui. Sikapku yang busuk ini. Pada angan mimpi dan aksi.
Yaa Rabb. Apa yang telah aku lakukan. Selalu seperti ini. Selalu kembali ku ulangi. Hal ini seakan sulit ku hindari tapi angan ku sebetulnya berniat berubah.
Ini seperti momok. Tesis. Oh ada apa aku ini. Berjuta pikiran memenuhi fikiran ini. Ya saat ini sedang adzan maghrib dari masjid itu yang sedang dibangun. Diteamni gerincing hujan yang dari siang mengguyur mungkin seluruh jawa tengah.
Saat yang sama ku masih duduk di ruang tamu menatap kosong laptop ku ini. Handphone ku pun masih di sebelah kananku di charge. Beralaskan tika dan busa yang kususun serta serakan buku dan kertas yang sebetulnya sedari tadi mereka mungkin bertanya, kapan kau gunakan aku dengan sesungguhnya.
Sedari tadi masih sibuk dengan diriku sendiri. Sibuk menata pikiran dan hati. Setelah kantuk yang teramat berat menggelayut menggantung sedari pagi siang, lalu ku berdebat pada nalar dan keberanianku. Tapi masih ku enggan tuk memulainya. Walau telah kubuka sedari tadi laptop dan bakal proposal paneelitian yang akan ku bawa bersama untuk lulus. Oh semoga segera. Kapan inii sudah 25 Desember, mungkin sudah akhir taun yang keberapa? Sampai takut ku mengingatnya.
Berdebat pada nyali dan fikiranku. Ku sangat mendambakan segera selesai saat ku ingat waktu terus menggerus dan beberapa teman telah lulus. Tapi seakan takut dan trauma tuk mulai lagi. Mulai membaca lagi tulisanku kemarin dan meneruskan. Kapan kalau seperti ini terus bisa segera kau selesaikan, bisa segera kau kumpulkan pada pembimbingmu. Kapan mimpi dan anganmu akan kau segera jemput jika pusaran ketakutan ini masih terpupuki. AstaghfiruLLAH.
Yaudah yo maghrib sik selak qomat.
Yaa Rabb. Apa yang telah aku lakukan. Selalu seperti ini. Selalu kembali ku ulangi. Hal ini seakan sulit ku hindari tapi angan ku sebetulnya berniat berubah.
Ini seperti momok. Tesis. Oh ada apa aku ini. Berjuta pikiran memenuhi fikiran ini. Ya saat ini sedang adzan maghrib dari masjid itu yang sedang dibangun. Diteamni gerincing hujan yang dari siang mengguyur mungkin seluruh jawa tengah.
Saat yang sama ku masih duduk di ruang tamu menatap kosong laptop ku ini. Handphone ku pun masih di sebelah kananku di charge. Beralaskan tika dan busa yang kususun serta serakan buku dan kertas yang sebetulnya sedari tadi mereka mungkin bertanya, kapan kau gunakan aku dengan sesungguhnya.
Sedari tadi masih sibuk dengan diriku sendiri. Sibuk menata pikiran dan hati. Setelah kantuk yang teramat berat menggelayut menggantung sedari pagi siang, lalu ku berdebat pada nalar dan keberanianku. Tapi masih ku enggan tuk memulainya. Walau telah kubuka sedari tadi laptop dan bakal proposal paneelitian yang akan ku bawa bersama untuk lulus. Oh semoga segera. Kapan inii sudah 25 Desember, mungkin sudah akhir taun yang keberapa? Sampai takut ku mengingatnya.
Berdebat pada nyali dan fikiranku. Ku sangat mendambakan segera selesai saat ku ingat waktu terus menggerus dan beberapa teman telah lulus. Tapi seakan takut dan trauma tuk mulai lagi. Mulai membaca lagi tulisanku kemarin dan meneruskan. Kapan kalau seperti ini terus bisa segera kau selesaikan, bisa segera kau kumpulkan pada pembimbingmu. Kapan mimpi dan anganmu akan kau segera jemput jika pusaran ketakutan ini masih terpupuki. AstaghfiruLLAH.
Yaudah yo maghrib sik selak qomat.
Comments
Post a Comment